Dahulu kala, tepatnya pada tahun 2.800
Sm, China kuno sedang larut dalam irama terjadinya gerhana Matahari.
Astrolog China menulis tentang gerhana yang terjadi 4000 tahun yang
lalu. Sejarawan dan astronom percaya bahwa gerhana itu terjadi tepat
pada tanggal 22 Oktober 2134 SM. Masyarakat China pada waktu itu percaya
bahwa terjadinya gerhana Matahari disebabkan oleh adanya seekor naga
yang sedang melahap Matahari. Menurut legenda, dua astrolog pada saat
itu, Hsi dan Ho, dieksekusi mati karena gagal dalam memprediksikan waktu
terjadinya gerhana ini.
Banyak juga peradaban kuno pada masa itu yang mempercayai bahwa
terjadinya gerhana adalah karena setan memakan Matahari. Mereka
berpikir bahwa cara terbaik untuk menyingkirkan setan tersebut dengan
cara mengumpulkan banyak orang dan membuat suara sebanyak mungkin untuk
menakut-nakuti setan itu agar dapat pergi. Setiap orang akan berteriak
sekeras mungkin atau menabuh drum.
Pandangan Yunani Kuno
Orang Yunani Kuno percaya bahwa gerhana
adalah pertanda buruk yang datang dari dewa yang sedang marah. Gerhana
Matahari pada waktu itu bahkan dapat mengubah jalannnya sejarah manusia.
Pada tahun 585 SM, tepat ketika terjadi gerhana, Lydians dan Media
terlibat dalam pertempuran dalam apa yang sekarang disebut dengan Turki.
Sejarawan Yunani, Herodotus mencatat bahwa puncak pertempuran,
kegelapan jatuh di atas tanah. Rupanya. perang itu terjadi tepat ketika
gerhana sedang dalam proses terjadinya. Para tentara mengambil ini
sebagai pertanda bahwa mereka harus berhenti berperang dan langsung
membuat damai satu sama lain.
Eropa tentang Gerhana
Bukti tertua yang berhasil diketahui
tentang upaya manusia dalam memahami gerhana adalah Stonehenge di
Salisbury Plain Inggris. Stonehenge diyakini telah digunakan untuk
mengukur gerakan Matahari dan Bulan. Pengamatan ilmiah mengenai gerhana
Matahari total dimulai tahun 1605 ketika astronom Johannes Kepler
mencatat pengamatan ilmiah tentang gerhana Matahari total. Satu abad
kemudia, Edmun Halley menerbitkan laporannya tentang gerhana Matahari
total.
Selama terjadinya gerhana pada tanggal 16
Agustus 1868, Sir Joseph Lockyer dari Inggris dan Monseieur Pierre
Janssen dari Perancis menemukan tanda-tanda dari helium di korona
Matahari. Helium menjadi unsur kimia pertama yang ditemukan diluar Bumi.
Penamaan ini mengambil nama dari kata Yunani untuk matahari – Helios.
Pandangan Gerhana Modern
Pada tanggal 29 Mei 1919, sebuah gerhana
Matahari total digunakan untuk membuktikan teori Albert Einstein tentang
relativitas umum dengan memberikan bukti bahwa gravitasi memang dapat
membelokkan cahaya. Sampai saat ini, astronom juga menggunaka gerhana
Matahari total untuk memotret dan mempelajari komposisi korona Matahari.
Gerhana Matahari juga dapat digunakan untuk menghitung dimensi Matahari
secara tepat. Proses terjadinya gerhana Matahari total dalam pandangan
Modern dapat dibaca selengkapnya pada tulisan tentang Proses Terjadinya Gerhana Matahari Total.
http://pustakafisika.wordpress.com/2013/01/18/seputar-mitos-tentang-gerhana-matahari/
0 komentar:
Posting Komentar